2014-09-06 21:38:41 - Naruto
Note : Sebelumnya, sorry telat, admin sempat sakit dan baru agak mendingan..
-------------------------------------------------
"Kakek Rikudou?" ucap kaget Sakura saat tahu kalau lelaki melayang di depannya itu adalah Rikudo Sennin. Dan sama seperti Sakura, Kakashi pun kaget. "Apa benar kau legenda yang.."
"Namaku Ootsutsuki Hagoromo, juga dikenal oleh banyak orang sebagai Rikudou Sennin.." ucap Rikudo Sennin.
"Sepertinya memang begitu.. tubuhmu melayang dan.. yah, setelah semua yang kulalui, aku jadi tak terkejut lagi. Aku sudah lelah.." ucap Sakura.
"Oh, coba lihat, kelihatannya semua berjalan dengan baik.." ucap para kage yang dipanggil.
"Dunia ninja banyak berubah semenjak kepergian kita ya.."
"Baru pertama kali ini aku melihat semua Bijuu dikumpulkan bersama-sama.."
"Rikudou Sennin, huh? Ini sudah seperti cerita dongeng saja.."
"Jadi akhirnya seperti ini, huh?"
"Memanggil kelima kage sebelumnya.."
"Dan memanggil kami dalam wujud Bijuu dari dimensi lain.."
"Yah, hanya kau yang bisa melakukan keajaiban seperti ini.." ucap Kakashi.
"Jadi kau Hatake Kakashi ya.." Rikudo melihat Kakashi.
"Eh? ya.."
"Kau sudah membimbing mereka hingga akhirnya ibu bisa disegel.."
"Tidak, aku malah tak bisa banyak membantu.." ucap Kakashi. "Ini semua berkat anak-anak ini, dan juga banyak teman-temanku.. lalu, teman lamaku juga yang sekali lagi memberiku kekuatannya.."
"Tetap saja, itu adalah kemampuan memimpin yang luar biasa. Kau telah berhasil menjadi pembimbing Naruto, juga teman Obito. Kalau tidak begitu, kalian pasti tak akan bisa menyegel ibu.."
"Oi Kurama!!" Naruto melambai-lambaikan tangannya ke arah Kyuubi. "Aku merindukanmu, kawan!! Apa kau merindukanku juga!?"
"Diam!! Aku tak rindu sama sekali!! Kau masih punya setengah dari diriku dalam dirimu kan, bocah!?" bentak Kyuubi sambil mengacungkan jari tengah.
"Heh, kelihatannya Kurama malu.." ucap Rikudo Sennin. "Tapi inilah yang sudah lama kutunggu.. lahirnya ninja yang mampu membuat Bijuu menawarkan kekuatannya atas keinginan mereka sendiri.."
"Bukan cuma Bijuu, tapi Obito juga.. kalau bukan Naruto.. dialah yang sudah membawa Obito kembali.." ucap Kakashi.
"Begitu ya.." Rikudo Sennin berpikir sejenak lalu berkata, "Yah, aku hanya tinggal meminta Obito untuk menceritakannya padaku saat aku kembali nanti. Apa dia masih ada di sini?"
Kakashi terdiam. Dalam dirinya, akhirnya ia harus benar-benar berpisah dengan Obito.
"Baiklah, aku akan pergi sekarang.." ucap Obito.
"Yah, baiklah.."
"Aku sudah berbuat banyak kekacauan bagi dunia ninja, jadi aku benar-benar tak tahu harus bilang apa saat ini.." ucap Obito.
"Yah, pada akhirnya kita bisa membuat salam perpisahan sebagai teman, bukan musuh, itu saja sudah cukup untukku.. untuk teman yang selalu telat karena sibuk membantu orang.."
"Terima kasih, Kakashi.." ucap Obito. "Aku pergi dulu, Rin sudah menungguku.."
"Apa kau sudah memikirkan alasan untuknya kenapa kau telat?"
"Aku sudah bilang padanya kalau akan menolongmu, jadi kurasa tak apa.."
"Ya.."
"Terima kasih, Obito.."
Kakashi kembali sendiri dan tiba-tiba saja kedua sharingannya berubah lagi menjadi mata normal. Yah, waktu itu Obito memang sempat bilang kalau kekuatan yang bisa ia berikan itu hanya bersifat sementara.
Bersamaan dengan matanya yang kembali normal, tubuh Kakashi lemas dan ia ambruk. "Kakashi-sensei!!" Sakura memapah tubuhnya.
"Maaf, Sakura.." ucap Kakashi.
"Kakashi-sensei, matamu.."
"Yah, kurasa Kakashi si pengguna sharingan sudah berakhir hari ini.."
Di sisi lain, Sasuke mengkhawatirkan Madara. Madara yang juga sudah keluar dari Kaguya kini tampak terlentang tak jauh dari mereka. Tapi sebelum Sasuke sampai ke sana, Rikudo Sennin mencegatnya.
"Madara sempat menjadi jinchuuriki. Jadi, sekarang setelah tak ada lagi Bijuu dalam dirinya, tak ada lagi cara untuk menyelamatkannya.." ucapnya. "Sasuke, Naruto, mereka adalah para pendahulu kalian, lihatlah baik-baik selagi kalian bisa.."
Hokage pertama tampak telah berdiri di sebelah Madara.
"Hashirama.."
"Yah.."
"Ada hal yang sangat kita inginkan, tapi kelihatannya kita tak akan pernah mendapatkannya.." ucap Madara.
"Tak ada yang bilang kalau itu mudah.." ucap Hashirama. "Inilah batas dari yang bisa kita lakukan ketika kita masih hidup, itulah sebabnya kita meninggalkannya pada generasi selanjutnya. Merekalah yang akan melakukannya untuk kita.."
"Kau masih saja terlalu naif.. yah, kau memang selalu jadi yang optimis.." ucap Madara. "Mungkin seharusnya aku juga seperti itu.." lanjutnya.
"Impianku telah berakhir, namun impian kalian masih belum.." ucap Madara.
"Kau hanya terlalu buru-buru, tak masalah kalau memang impian kita tak tercapai, yang terpenting adalah memastikan bahwa kita menghasilkan sebuah generasi yang akan membantu kita untuk mencapai impian tersebut.."
"Ternyata sejak awal memang mustahil bagiku.." ucap Madara. "Aku benci jika seseorang mengikutiku dari belakang.."
"Aku jadi ingat saat kita masih kecil, kau pernah bilang shinobi tak akan pernah tahu kapan mereka akan mati.. dan jika memang ada jalan untuk menjadi abadi, kita harus saling berbagi, bertukar gelas dan menjadi saudara.."
"Tapi sekarang kita berdua telah mati.." ucap Hashirama. "Jadi, yang bisa kita lakukan sekarang hanyalah saling menukar gelas sebagai teman.."
"Teman ya.."
"Yah, kalau memang seperti itu adanya.. aku tak akan.."
Madara akhirnya menghembuskan napas terakhirnya.
"Sudah waktunya, mereka semua akan kukirim kembali.." ucap Rikudo Sennin. Tapi sebelum itu, ada sesuatu yang ingin Naruto lakukan. Naruto bergerak menuju ayahnya..
"Ayah.."
"Oh iya, ada yang harus ayah sampaikan padamu.." Minato berdiri di hadapan Naruto lalu berkata, "Selamat ulang tahun.. Kau telah tumbuh besar, Naruto.."
"Ya, terima kasih.." ucap Naruto.
"Tempat kami bukan di sini, jadi kami tak bisa tinggal lebih lama lagi.. inilah akhirnya.." ucap Minato. "Akan kuceritakan pada Kushina tentang semua ini.."
Minato menangis.
"Katakan pada ibu kalau makanku banyak dan aku baik-baik saja!" ucap Naruto bersemangat. "Aku juga sudah tidak pilih-pilih makanan lagi!! Aku menuangkan Miso dan kecap ke dalam Tonkotsuku dan ah.. aku juga tak hanya makan ramen!!"
"Aku mandi hampir tiap hari! Dan sesekali aku pergi ke pemandian air panas Konoha! Kalau tak salah, nama pemandiannya adalah bak mandi gagak atau semacamnya!!"
"Ah, dan juga dan juga.. aku sudah memiliki banyak teman! Mereka semua adalah orang yang baik!! Lalu.. aku tak begitu pandai dalam pelajaran, tapi.. itu tak membuatku patah semangat.. yah, mungkin karena aku memang percaya diri!!"
"Aku selalu mendengarkan ucapan Hokage ketiga dan Kakashi-sensei! Aku juga menghormati mereka! Dan sekarang dia ada di sini, jadi kalian bisa bertanya langsung padanya!!"
"Ah, aku juga sudah belajar banyak dari petapa genit!! Sepertinya tak banyak yang bisa kulakukan, tapi di antara ketiga Sannin, kurasa petapa genitlah yang paling keren!! Dia yang terbaik!!"
"Hari ini usiaku baru saja menginjak 17 tahun, jadi tak banyak yang kuketahui tentang para gadis dan alkohol.. tapi ibu menyuruhku untuk mencari gadis yang sehebat dirinya.. itu.."
"Dan juga, semuanya memang tak berjalan sesuai perkataan ibu, tapi aku akan terus berjuang sekuat tenaga!!"
Meski berusaha untuk tegar, Naruto tetap tak bisa menahan air matanya. "Aku punya impian.. aku ingin menjadi hokage seperti ayah, bahkan mungkin lebih baik lagi!! Aku akan menjadi seperti itu!!"
"Jadi, tolong sampaikan pada ibu bahwa dia tak perlu mengkhawatirkanku!!"
"Aku baik-baik saja!!"
"Ya..." akhirnya Minato menghilang.
"Akan kusampaikan semua itu pada ibumu.."
Note : Sebelumnya, sorry telat, admin sempat sakit dan baru agak mendingan..
-------------------------------------------------
"Kakek Rikudou?" ucap kaget Sakura saat tahu kalau lelaki melayang di depannya itu adalah Rikudo Sennin. Dan sama seperti Sakura, Kakashi pun kaget. "Apa benar kau legenda yang.."
"Namaku Ootsutsuki Hagoromo, juga dikenal oleh banyak orang sebagai Rikudou Sennin.." ucap Rikudo Sennin.
"Sepertinya memang begitu.. tubuhmu melayang dan.. yah, setelah semua yang kulalui, aku jadi tak terkejut lagi. Aku sudah lelah.." ucap Sakura.
"Oh, coba lihat, kelihatannya semua berjalan dengan baik.." ucap para kage yang dipanggil.
"Dunia ninja banyak berubah semenjak kepergian kita ya.."
"Baru pertama kali ini aku melihat semua Bijuu dikumpulkan bersama-sama.."
"Rikudou Sennin, huh? Ini sudah seperti cerita dongeng saja.."
"Jadi akhirnya seperti ini, huh?"
"Memanggil kelima kage sebelumnya.."
"Dan memanggil kami dalam wujud Bijuu dari dimensi lain.."
"Yah, hanya kau yang bisa melakukan keajaiban seperti ini.." ucap Kakashi.
"Jadi kau Hatake Kakashi ya.." Rikudo melihat Kakashi.
"Eh? ya.."
"Kau sudah membimbing mereka hingga akhirnya ibu bisa disegel.."
"Tidak, aku malah tak bisa banyak membantu.." ucap Kakashi. "Ini semua berkat anak-anak ini, dan juga banyak teman-temanku.. lalu, teman lamaku juga yang sekali lagi memberiku kekuatannya.."
"Tetap saja, itu adalah kemampuan memimpin yang luar biasa. Kau telah berhasil menjadi pembimbing Naruto, juga teman Obito. Kalau tidak begitu, kalian pasti tak akan bisa menyegel ibu.."
Naruto Chapter 691 - Selamat
Penulis : Admin
Penulis : Admin
"Oi Kurama!!" Naruto melambai-lambaikan tangannya ke arah Kyuubi. "Aku merindukanmu, kawan!! Apa kau merindukanku juga!?"
"Diam!! Aku tak rindu sama sekali!! Kau masih punya setengah dari diriku dalam dirimu kan, bocah!?" bentak Kyuubi sambil mengacungkan jari tengah.
"Heh, kelihatannya Kurama malu.." ucap Rikudo Sennin. "Tapi inilah yang sudah lama kutunggu.. lahirnya ninja yang mampu membuat Bijuu menawarkan kekuatannya atas keinginan mereka sendiri.."
"Bukan cuma Bijuu, tapi Obito juga.. kalau bukan Naruto.. dialah yang sudah membawa Obito kembali.." ucap Kakashi.
"Begitu ya.." Rikudo Sennin berpikir sejenak lalu berkata, "Yah, aku hanya tinggal meminta Obito untuk menceritakannya padaku saat aku kembali nanti. Apa dia masih ada di sini?"
Kakashi terdiam. Dalam dirinya, akhirnya ia harus benar-benar berpisah dengan Obito.
"Baiklah, aku akan pergi sekarang.." ucap Obito.
"Yah, baiklah.."
"Aku sudah berbuat banyak kekacauan bagi dunia ninja, jadi aku benar-benar tak tahu harus bilang apa saat ini.." ucap Obito.
"Yah, pada akhirnya kita bisa membuat salam perpisahan sebagai teman, bukan musuh, itu saja sudah cukup untukku.. untuk teman yang selalu telat karena sibuk membantu orang.."
"Terima kasih, Kakashi.." ucap Obito. "Aku pergi dulu, Rin sudah menungguku.."
"Apa kau sudah memikirkan alasan untuknya kenapa kau telat?"
"Aku sudah bilang padanya kalau akan menolongmu, jadi kurasa tak apa.."
"Ya.."
"Terima kasih, Obito.."
Kakashi kembali sendiri dan tiba-tiba saja kedua sharingannya berubah lagi menjadi mata normal. Yah, waktu itu Obito memang sempat bilang kalau kekuatan yang bisa ia berikan itu hanya bersifat sementara.
Bersamaan dengan matanya yang kembali normal, tubuh Kakashi lemas dan ia ambruk. "Kakashi-sensei!!" Sakura memapah tubuhnya.
"Maaf, Sakura.." ucap Kakashi.
"Kakashi-sensei, matamu.."
"Yah, kurasa Kakashi si pengguna sharingan sudah berakhir hari ini.."
Di sisi lain, Sasuke mengkhawatirkan Madara. Madara yang juga sudah keluar dari Kaguya kini tampak terlentang tak jauh dari mereka. Tapi sebelum Sasuke sampai ke sana, Rikudo Sennin mencegatnya.
"Madara sempat menjadi jinchuuriki. Jadi, sekarang setelah tak ada lagi Bijuu dalam dirinya, tak ada lagi cara untuk menyelamatkannya.." ucapnya. "Sasuke, Naruto, mereka adalah para pendahulu kalian, lihatlah baik-baik selagi kalian bisa.."
Hokage pertama tampak telah berdiri di sebelah Madara.
"Hashirama.."
"Yah.."
"Ada hal yang sangat kita inginkan, tapi kelihatannya kita tak akan pernah mendapatkannya.." ucap Madara.
"Tak ada yang bilang kalau itu mudah.." ucap Hashirama. "Inilah batas dari yang bisa kita lakukan ketika kita masih hidup, itulah sebabnya kita meninggalkannya pada generasi selanjutnya. Merekalah yang akan melakukannya untuk kita.."
"Kau masih saja terlalu naif.. yah, kau memang selalu jadi yang optimis.." ucap Madara. "Mungkin seharusnya aku juga seperti itu.." lanjutnya.
"Impianku telah berakhir, namun impian kalian masih belum.." ucap Madara.
"Kau hanya terlalu buru-buru, tak masalah kalau memang impian kita tak tercapai, yang terpenting adalah memastikan bahwa kita menghasilkan sebuah generasi yang akan membantu kita untuk mencapai impian tersebut.."
"Ternyata sejak awal memang mustahil bagiku.." ucap Madara. "Aku benci jika seseorang mengikutiku dari belakang.."
"Aku jadi ingat saat kita masih kecil, kau pernah bilang shinobi tak akan pernah tahu kapan mereka akan mati.. dan jika memang ada jalan untuk menjadi abadi, kita harus saling berbagi, bertukar gelas dan menjadi saudara.."
"Tapi sekarang kita berdua telah mati.." ucap Hashirama. "Jadi, yang bisa kita lakukan sekarang hanyalah saling menukar gelas sebagai teman.."
"Teman ya.."
"Yah, kalau memang seperti itu adanya.. aku tak akan.."
Madara akhirnya menghembuskan napas terakhirnya.
"Sudah waktunya, mereka semua akan kukirim kembali.." ucap Rikudo Sennin. Tapi sebelum itu, ada sesuatu yang ingin Naruto lakukan. Naruto bergerak menuju ayahnya..
"Ayah.."
"Oh iya, ada yang harus ayah sampaikan padamu.." Minato berdiri di hadapan Naruto lalu berkata, "Selamat ulang tahun.. Kau telah tumbuh besar, Naruto.."
"Ya, terima kasih.." ucap Naruto.
"Tempat kami bukan di sini, jadi kami tak bisa tinggal lebih lama lagi.. inilah akhirnya.." ucap Minato. "Akan kuceritakan pada Kushina tentang semua ini.."
Minato menangis.
"Katakan pada ibu kalau makanku banyak dan aku baik-baik saja!" ucap Naruto bersemangat. "Aku juga sudah tidak pilih-pilih makanan lagi!! Aku menuangkan Miso dan kecap ke dalam Tonkotsuku dan ah.. aku juga tak hanya makan ramen!!"
"Aku mandi hampir tiap hari! Dan sesekali aku pergi ke pemandian air panas Konoha! Kalau tak salah, nama pemandiannya adalah bak mandi gagak atau semacamnya!!"
"Ah, dan juga dan juga.. aku sudah memiliki banyak teman! Mereka semua adalah orang yang baik!! Lalu.. aku tak begitu pandai dalam pelajaran, tapi.. itu tak membuatku patah semangat.. yah, mungkin karena aku memang percaya diri!!"
"Aku selalu mendengarkan ucapan Hokage ketiga dan Kakashi-sensei! Aku juga menghormati mereka! Dan sekarang dia ada di sini, jadi kalian bisa bertanya langsung padanya!!"
"Ah, aku juga sudah belajar banyak dari petapa genit!! Sepertinya tak banyak yang bisa kulakukan, tapi di antara ketiga Sannin, kurasa petapa genitlah yang paling keren!! Dia yang terbaik!!"
"Hari ini usiaku baru saja menginjak 17 tahun, jadi tak banyak yang kuketahui tentang para gadis dan alkohol.. tapi ibu menyuruhku untuk mencari gadis yang sehebat dirinya.. itu.."
"Dan juga, semuanya memang tak berjalan sesuai perkataan ibu, tapi aku akan terus berjuang sekuat tenaga!!"
Meski berusaha untuk tegar, Naruto tetap tak bisa menahan air matanya. "Aku punya impian.. aku ingin menjadi hokage seperti ayah, bahkan mungkin lebih baik lagi!! Aku akan menjadi seperti itu!!"
"Jadi, tolong sampaikan pada ibu bahwa dia tak perlu mengkhawatirkanku!!"
"Aku baik-baik saja!!"
"Ya..." akhirnya Minato menghilang.
"Akan kusampaikan semua itu pada ibumu.."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar