Sabtu, 18 Juli 2015

gugurnya solat jumat

Bila Hari Ied (Idul Fitri dan Idul Adha) Jatuh pada Hari Jumat


Bagaimana bila hari ied (Idul Fitri dan Idul Adha) jatuh atau bertepatan dengan hari Jumat? Apakah shalat jumatnya bisa gugur?
Untuk masalah ini para ulama memiliki dua pendapat.

Pendapat Pertama:

Orang yang melaksanakan shalat ‘ied tetap wajib melaksanakan shalat Jum’at.
Inilah pendapat kebanyakan pakar fikih. Akan tetapi ulama Syafi’iyah menggugurkan kewajiban ini bagi orang yang nomaden (al bawadiy). Dalil dari pendapat ini adalah:
Pertama: Keumuman firman Allah Ta’ala,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ
Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.” (QS. Al Jumu’ah: 9)
Kedua: Dalil yang menunjukkan wajibnya shalat Jum’at. Di antara sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَنْ تَرَكَ ثَلاَثَ جُمَعٍ تَهَاوُنًا بِهَا طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قَلْبِهِ
“Barangsiapa meninggalkan tiga shalat Jum’at, maka Allah akan mengunci pintu hatinya.” (HR. Abu Daud no. 1052, dari Abul Ja’di Adh Dhomri. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan). Ancaman keras seperti ini menunjukkan bahwa shalat Jum’at itu wajib.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
الْجُمُعَةُ حَقٌّ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ فِى جَمَاعَةٍ إِلاَّ أَرْبَعَةً عَبْدٌ مَمْلُوكٌ أَوِ امْرَأَةٌ أَوْ صَبِىٌّ أَوْ مَرِيضٌ
Shalat Jum’at merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim dengan berjama’ah kecuali empat golongan: (1) budak, (2) wanita, (3) anak kecil, dan (4) orang yang sakit.” (HR. Abu Daud no. 1067, dari Thariq bin Syihab. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Ketiga: Karena shalat Jum’at dan shalat ‘ied adalah dua shalat yang sama-sama wajib (sebagian ulama berpendapat bahwa shalat ‘ied itu wajib), maka shalat Jum’at dan shalat ‘ied tidak bisa menggugurkan satu dan lainnya sebagaimana shalat Zhuhur dan shalat ‘Ied.
Keempat: Keringanan meninggalkan shalat Jum’at bagi yang telah melaksanakan shalat ‘ied adalah khusus untuk ahlul bawadiy (orang yang nomaden seperti suku Badui). Dalilnya adalah,
قَالَ أَبُو عُبَيْدٍ ثُمَّ شَهِدْتُ مَعَ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ فَكَانَ ذَلِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ ، فَصَلَّى قَبْلَ الْخُطْبَةِ ثُمَّ خَطَبَ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ هَذَا يَوْمٌ قَدِ اجْتَمَعَ لَكُمْ فِيهِ عِيدَانِ ، فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَنْتَظِرَ الْجُمُعَةَ مِنْ أَهْلِ الْعَوَالِى فَلْيَنْتَظِرْ ، وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَرْجِعَ فَقَدْ أَذِنْتُ لَهُ
“Abu ‘Ubaid berkata bahwa beliau pernah bersama ‘Utsman bin ‘Affan dan hari tersebut adalah hari Jum’at. Kemudian beliau shalat ‘ied sebelum khutbah. Lalu beliau berkhutbah dan berkata, “Wahai sekalian manusia. Sesungguhnya ini adalah hari di mana terkumpul dua hari raya (dua hari ‘ied). Siapa saja dari yang nomaden (tidak menetap) ingin menunggu shalat Jum’at, maka silakan. Namun siapa saja yang ingin pulang, maka silakan dan telah kuizinkan.” (HR. Bukhari no. 5572)

Pendapat Kedua:

Bagi orang yang telah menghadiri shalat ‘ied boleh tidak menghadiri shalat Jum’at. Namun imam masjid dianjurkan untuk tetap melaksanakan shalat Jum’at agar orang-orang yang punya keinginan menunaikan shalat Jum’at bisa hadir, begitu pula orang yang tidak shalat ‘ied bisa turut hadir.
Pendapat ini dipilih oleh mayoritas ulama Hambali. Dan pendapat ini terdapat riwayat dari ‘Umar, ‘Utsman, ‘Ali, Ibnu ‘Umar, Ibnu ‘Abbas dan Ibnu Az Zubair. Dalil dari pendapat ini adalah:
Pertama: Diriwayatkan dari Iyas bin Abi Romlah Asy Syamiy, ia berkata, “Aku pernah menemani Mu’awiyah bin Abi Sufyan dan ia bertanya pada Zaid bin Arqom,
أَشَهِدْتَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عِيدَيْنِ اجْتَمَعَا فِى يَوْمٍ قَالَ نَعَمْ. قَالَ فَكَيْفَ صَنَعَ قَالَ صَلَّى الْعِيدَ ثُمَّ رَخَّصَ فِى الْجُمُعَةِ فَقَالَ « مَنْ شَاءَ أَنْ يُصَلِّىَ فَلْيُصَلِّ ».
“Apakah engkau pernah menyaksikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertemu dengan dua ‘ied (hari Idul Fitri atau Idul Adha bertemu dengan hari Jum’at) dalam satu hari?” “Iya”, jawab Zaid. Kemudian Mu’awiyah bertanya lagi, “Apa yang beliau lakukan ketika itu?” “Beliau melaksanakan shalat ‘ied dan memberi keringanan untuk meninggalkan shalat Jum’at”, jawab Zaid lagi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang mau shalat Jum’at, maka silakan.” (HR. Abu Daud no. 1070, An-Nasai no. 1592, dan Ibnu Majah no. 1310. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Asy Syaukani dalam As-Sailul Jaror (1: 304) mengatakan bahwa hadits ini memiliki syahid (riwayat penguat). Imam Nawawi dalam Al-Majmu’ (4: 492) mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid (antara shahih dan hasan, pen.). ‘Abdul Haq Asy Syubaili dalam Al Ahkam Ash Shugro (321) mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. ‘Ali Al Madini dalam Al Istidzkar (2/373) mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid (antara shahih dan hasan, pen). Syaikh Al Albani dalam Al Ajwibah An Nafi’ah (49) mengatakan bahwa hadits ini shahih. (Dinukil dari http://dorar.net)
Intinya, hadits di atas bisa digunakan sebagai hujjah atau dalil.
Kedua: Dari seorang tabi’in bernama ‘Atha’ bin Abi Rabbah, ia berkata,
صَلَّى بِنَا ابْنُ الزُّبَيْرِ فِى يَوْمِ عِيدٍ فِى يَوْمِ جُمُعَةٍ أَوَّلَ النَّهَارِ ثُمَّ رُحْنَا إِلَى الْجُمُعَةِ فَلَمْ يَخْرُجْ إِلَيْنَا فَصَلَّيْنَا وُحْدَانًا وَكَانَ ابْنُ عَبَّاسٍ بِالطَّائِفِ فَلَمَّا قَدِمَ ذَكَرْنَا ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ أَصَابَ السُّنَّةَ.
“Ibnu Az-Zubair ketika hari ‘ied yang jatuh pada hari Jum’at pernah shalat ‘ied bersama kami di awal siang. Kemudian ketika tiba waktu shalat Jum’at Ibnu Az-Zubair tidak keluar, beliau hanya shalat sendirian. Tatkala itu Ibnu ‘Abbas berada di Thaif. Ketika Ibnu ‘Abbas tiba, kami pun menceritakan kelakuan Ibnu Az Zubair pada Ibnu ‘Abbas. Ibnu ‘Abbas pun mengatakan, “Ia adalah orang yang menjalankan ajaran Nabi (ashobas sunnah).” (HR. Abu Daud no. 1071. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih). Jika sahabat mengatakanashobas sunnah (menjalankan sunnah), itu berarti statusnya marfu’ yaitu menjadi perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Diceritakan pula bahwa ‘Umar bin Al-Khattab melakukan seperti apa yang dilakukan oleh Ibnu Az-Zubair. Begitu pula Ibnu ‘Umar tidak menyalahkan perbuatan Ibnu Az-Zubair. Begitu pula ‘Ali bin Abi Tholib pernah mengatakan bahwa siapa yang telah menunaikan shalat ‘ied maka ia boleh tidak menunaikan shalat Jum’at. Dan tidak diketahui ada pendapat sahabat lain yang menyelisihi pendapat mereka-mereka ini. (Lihat Shahih Fiqh As-Sunnah, Syaikh Abu Malik, 1: 596, Al-Maktabah At-Taufiqiyah)

Kesimpulan

– Boleh bagi orang yang telah mengerjakan shalat ‘ied untuk tidak menghadiri shalat Jum’at sebagaimana berbagai riwayat pendukung dari para sahabat dan tidak diketahui ada sahabat lain yang menyelisihi pendapat ini.
– Pendapat kedua yang menyatakan boleh bagi orang yang telah mengerjakan shalat ‘ied tidak menghadiri shalat Jum’at, ini bisa dihukumi marfu’ (perkataan Nabi) karena dikatakan “ashobas sunnah (ia telah mengikuti ajaran Nabi)”. Perkataan semacam ini dihukumi marfu’ (sama dengan perkataan Nabi), sehingga pendapat kedua dinilai lebih tepat.
– Mengatakan bahwa riwayat yang menjelaskan pemberian keringanan tidak shalat jum’at adalah khusus untuk orang yang nomaden seperti orang badui (yang tidak dihukumi wajib shalat Jum’at), maka ini adalah terlalu memaksa-maksakan dalil. Lantas apa faedahnya ‘Utsman mengatakan, “Namun siapa saja yang ingin pulang, maka silakan dan telah kuizinkan”? Begitu pula Ibnu Az Zubair bukanlah orang yang nomaden, namun ia mengambil keringanan tidak shalat Jum’at, termasuk pula ‘Umar bin Khottob yang melakukan hal yang sama.
– Dianjurkan bagi imam masjid agar tetap mendirikan shalat Jum’at supaya orang yang ingin menghadiri shalat Jum’at atau yang tidak shalat ‘ied bisa menghadirinya. Dalil dari hal ini adalah anjuran untuk membaca surat Al A’laa dan Al Ghosiyah jika hari ‘ied bertemu dengan hari Jum’at pada shalat ‘ied dan shalat Jum’at. Dari An Nu’man bin Basyir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقْرَأُ فِى الْعِيدَيْنِ وَفِى الْجُمُعَةِ بِ (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى) وَ (هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ) قَالَ وَإِذَا اجْتَمَعَ الْعِيدُ وَالْجُمُعَةُ فِى يَوْمٍ وَاحِدٍ يَقْرَأُ بِهِمَا أَيْضًا فِى الصَّلاَتَيْنِ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca dalam dua ‘ied dan dalam shalat Jum’at “sabbihisma robbikal a’la” dan “hal ataka haditsul ghosiyah”.” An-Nu’man bin Basyir mengatakan begitu pula ketika hari ‘ied bertepatan dengan hari Jum’at, beliau membaca kedua surat tersebut di masing-masing shalat. (HR. Muslim no. 878)
Hadits ini juga menunjukkan dianjurkannya membaca surat Al-A’laa dan Al-Ghasiyah ketika hari ‘ied bertetapan dengan hari Jum’at dan dibaca di masing-masing shalat (shalat ‘ied dan shalat Jum’at).
– Siapa saja yang tidak menghadiri shalat Jum’at dan telah menghadiri shalat ‘ied, maka wajib baginya untuk mengerjakan shalat Zhuhur sebagaimana dijelaskan pada hadits yang sifatnya umum. Hadits tersebut menjelaskan bahwa bagi yang tidak menghadiri shalat Jum’at, maka sebagai gantinya, ia menunaikan shalat Zhuhur (4 raka’at). (Lihat Fatwa Al-Lajnah Ad-Da’imah li Al-Buhuts Al-‘Ilmiyyah wa Al-Ifta’, 8: 182-183, pertanyaan kelima dari Fatwa no. 2358, Mawqi’ Al-Ifta’)
Semoga apa yang kami sajikan ini bermanfaat bagi kaum muslimin. Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
Diselesaikan di Panggang, Gunung Kidul, 28 Dzulqo’dah 1430 H. Direvisi 27 Ramadhan 1436 H
Artikel Rumaysho.Com
Untuk bertanya pada Ustadz, cukup tulis pertanyaan di kolom komentar. Jika ada kesempatan, beliau akan jawab.

gugurnya solat jumat jika bersamaan dengan idul fitri


Mengenai gugurnya kewajiban shalat Jumat bagi mereka yang sudah melaksanakan shalat hari raya, dalilnya adalah hadits-hadits Nabi SAW yang shahih, antara lain yang diriwayatkan dari Zayd bin Arqam RA bahwa dia berkata :
صَلَّى الْعِيدَ ثُمَّ رَخَّصَ فِي الْجُمُعَةِ فَقَالَ مَنْ شَاءَ أَنْ يُصَلِّيَ فَلْيُصَلِّ
“Nabi SAW melaksanakan shalat Ied (pada suatu hari Jumat) kemudian beliau memberikan rukhshah (kemudahan/keringanan) dalam shalat Jumat. Kemudian Nabi berkata,’Barangsiapa yang berkehendak (shalat Jumat), hendaklah dia shalat.” (HR. Al Khamsah, kecuali At Tirmidzi. Hadits ini menurut Ibnu Khuzaimah, shahih).
Diriwayatkan dari Abu Hurayrah RA bahwa Nabi SAW bersabda :
قَدْ اجْتَمَعَ فِي يَوْمِكُمْ هَذَا عِيدَانِ فَمَنْ شَاءَ أَجْزَأَهُ مِنْ الْجُمُعَةِ وَإِنَّا مُجَمِّعُونَ
“Sungguh telah berkumpul pada hari kalian ini dua hari raya. Maka barangsiapa berkehendak (shalat hari raya), cukuplah baginya shalat hari raya itu, tak perlu shalat Jumat lagi. Dan sesungguhnya kami akan mengerjakan Jumat.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah dan Al Hakim juga meriwayatkan hadits ini dari sanad Abu Shalih, dan dalam isnadnya terdapat Baqiyah bin Walid, yang diperselisihkan ulama. Imam Ad Daruquthni menilai, hadits ini shahih. Ulama hadits lain menilainya hadits mursal).
Hadits-hadits ini merupakan dalil bahwa shalat Jumat setelah shalat hari raya, menjadi rukhshah. Yakni, maksudnya shalat Jumat boleh dikerjakan dan boleh tidak. Pada hadits Zayd bin Arqam di atas (hadits pertama) Nabi SAW bersabda “tsumma rakhkhasha fi al jumu’ati” (kemudian Nabi memberikan rukhshash dalam [shalat] Jumat). Ini menunjukkan bahwa setelah shalat hari raya ditunaikan, shalat hari raya menjadi rukhshah (kemudahan/keringanan).
Menurut Syaikh Taqiyuddin An Nabhani, rukhshah adalah hukum yang disyariatkan untuk meringankan hukum azimah (hukum asal) karena adanya suatu udzur (halangan), disertai tetapnya hukum azimah namun hamba tidak diharuskan mengerjakan rukshshah itu.
Jadi shalat Jumat pada saat hari raya, menjadi rukhshah, karena terdapat udzur berupa pelaksanaan shalat hari raya. Namun karena rukhshah itu tidak menghilangkan azimah sama sekali, maka shalat Jumat masih tetap disyariatkan, sehingga boleh dikerjakan dan boleh pula tidak dikerjakan.
Hal ini diperkuat dan diperjelas dengan sabda Nabi dalam kelanjutan hadits Zayd bin Arqam di atas “man syaa-a an yushalliya falyushalli” (barangsiapa yang berkehendak [shalat Jumat], hendaklah dia shalat). Ini adalah manthuq (ungkapan tersurat) hadits. Mafhum mukhalafah (ungkapan tersirat) dari hadits itu -dalam hal ini berupa mafhum syarat, karena ada lafazh “man” sebagai syarat- adalah “barangsiapa yang tidak berkehendak shalat Jumat, maka tidak perlu shalat Jumat.”
Kesimpulannya, orang yang telah menjalankan shalat hari raya, gugurlah kewajiban atasnya untuk menunaikan shalat Jumat. Dia boleh menunaikan shalat Jumat dan boleh juga tidak.
Mungkin ada pertanyaan, apakah gugurnya shalat Jumat ini hanya untuk penduduk kampung/desa (ahlul badaawi / ahlul ‘aaliyah) –yang di tempat mereka tidak diselenggarakan shalat Jumat– sedang bagi penduduk kota (ahlul amshaar / ahlul madinah) —-yang di tempat mereka diselenggarakan shalat Jumat– tetap wajib shalat Jumat ?

Yang lebih tepat menurut kami, gugurnya kewajiban shalat Jumat ini berlaku secara umum, baik untuk penduduk kampung/desa maupun penduduk kota. Yang demikian itu karena nash-nash hadits di atas bersifat umum, yaitu dengan adanya lafahz “man” (barangsiapa/siapa saja) yang mengandung arti umum, baik ia penduduk kampung maupun penduduk kota. Dan lafazh umum tetap dalam keumumannya selama tidak terdapat dalil yang mengkhususkannya. Dalam hal ini tidak ada dalil yang mengkhususkan (takhsis) keumumannya, maka tetaplah lafazh “man” dalam hadits-hadits di atas berlaku secara umum. (Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, 2/273)

Selasa, 14 Juli 2015

kalki auvtar

Seorang profesor peneliti beragama Hindu, dalam bukunya yang menarik, mengklaim bahwa deskripsi tentang Avatar yang terdapat dalam kitab suci agama Hindu sebenarnya adalah Nabi Muhammad Saww. Beberapa waktu yang lalu, di India sebuah buku fakta yang mencerahkan pemikiran telah diterbitkan, yang mencakup topik diskusi dan gosip, ke seluruh negeri. Andaikata penulis buku ini seorang Muslim, ia pasti akan ditangkap atau ia pasti akan dibunuh dan seluruh salinan buku ini pasti akan disita. Bahkan suatu larangan akan dikeluarkan pada publikasi-publikasi lebih jauhnya. Keributan dan kekerasan akan pecah menentang kaum Muslim yang tidak berdosa dan darah mereka akan ditumpahkan. Secara menakjubkan penulis buku ini adalah seorang profesor yang berpikiran terbuka yang memeluk agama Hindu.
Namanya Pandit Vedaprakash Upadhai dan judul bukunya yang mencerahkan pemikiran itu adalah Kalki Avatar. Pengarang adalah seorang Hindu Brahmana yang berasal dari kasta Bengali. Ia seorang ilmuwan peneliti, seorang pencari kebenaran dan seorang Pandit terkenal di Universitas Allahabad. Setelah bertahun-tahun mengadakan penelitian, ia menerbitkan buku ini dan delapan pandit lain telah mendukung dan menyatakan noktah-noktah argumennya adalah sahih.
Menurut kepercayaan Hindu dan kitab-kitab suci mereka, deskripsi pembimbing dan pemimpin, yang dinamakan Kalki Avatar, hanya cocok kepada Nabi Muhammad Saww dari Arab. Dia menyinggung kepada fakta bahwa orang-orang Hindu di seluruh dunia seharusnya tidak menanti lebih lama lagi kedatangan Kalki Avatar (Sang Ruh) dan harusnya lebih mudah menerima Nabi Muhammad Saww sebagai Kalki Avatar. Fakta-fakta tersebut adalah diuji dan disokong oleh delapan pandit terkemuka. Apa yang penulis tersebut dan delapan pandit itu katakan adalah bahwa orang-orang Hindu yang masih menanti dengan cemas kemunculan Kalki Avatar benar-benar merendahkan mereka sendiri kepada suatu penantian tanpa pernah berakhir karena utusan agung yang serupa sudah datang dan telah meninggalkan dunia ini empat abad yang lampau. Penulis itu mengeluarkan keterangan-keterangan berikut dari kitab Veda dan kitab-kitab suci agama Hindu lainnya yang mendukung klaimnya itu :
  1. Dalam Purana (kitab suci kaum Hindu) dikatakan bahwa Kalki Avatar adalah seorang utusan (nabi) Allah yang terakhir di dunia ini guna membimbing seluruh dunia dan seluruh makhluk manusia.
  2. Menurut suatu prediksi agama Hindu, kelahiran Kalki Avatar, akan terjadi di suatu semenanjung yang sekali lagi menurut agama Hindu adalah kawasan Arab.
  3. Dalam kitab-kitab kaum Hindu, nama ayah dan ibu Kalki Avatar yang diberikan kepada mereka masing-masing adalah Vishnubhagat dan Sumaani. Seandainya kita memeriksa makna nama-nama ini kita akan sampai kesimpulan yang menarik : Ambil Vishnubhagat= Vishnu (berarti Allah) + Bhagat (berarti hamba) = Allah + Abd (dalam bahasa Arab) = hamba Allah = Abdullah (dalam bahasa Arab) (nama dari ayah Muhammad); Sumaani = kedamaian atau tenangan = Aminah (dalam bahasa Arab) (ibu Nabi Muhammad)
  4. Dalam kitab-kitab agama Hindu, disebutkan bahwa makanan pokok adalah kurma dan minyak zaitun dan ia orang yang paling jujur dan setia di kawasan tersebut. Tanpa keraguan apapun Nabi Muhammad Saww dinyatakan memiliki kualitas-kualitas ini.
  5. Dinyatakan dalam Veda (kitab suci agama Hindu) bahwa kelahiran Kalki Avatar terjadi pada suku terhormat. Secara sempurna ini hanya cocok pada bangsa Quraisy di mana Nabi Muhammad saww memilikinya.
  6. Allah akan mengajar Kalki Avatar melalui utusan-Nya (malaikat) di sebuah gua. Allah mengajar Nabi Muhammad saww melalui malaikat-Nya, Jibril, di sebuah gua yang dikenal sebagai gua Hira.
  7. Allah akan membantu Kalki Avatar dengan seekor kuda yang berkecepatan tinggi untuk naik dan mengelilingi dunia dan tujuh langit. Indikasi kepada Buraaq (kuda) dan mi'raj (malam ketika Nabi menembus tujuh langit.
  8. Allah juga akan membantu Kalki Avatar dengan pertolongan ilahi. Ini khususnya terbukti dalam Perang Uhud.
  9. Laporan lain yang mempesonakan yang membicarakan tentang Kalki Avatar adalah bahwa ia akan dilahirkan pada tanggal 12 dari sebuah bulan. Sedangkan Nabi Muhammad Saww lahir pada 12 Rabiul Awwal.
  10. Kalki Avatar adalah seorang penunggang kuda yang hebat dan seorang jago pedang. Penulis di sini menggambarkan perhatian kaum Hindu bahwa hari-hari kuda dan pedang sejati telah berlalu dan saat sekarang adalah senjata dan misil. Oleh karenanya, adalah bodoh pada sebagian orang yang masih mengharapkan Kalki Avatar, yang harus seorang penunggang yang hebat dan jagoan pedang untuk yang akan datang. Sebenarnya, kitab suci Alquran, memuat kualitas-kualitas dan tanda-tanda yang dinisbatkan kepada Kalki Avatar yang mencerminkan Nabi Muhammad Saww.
Penulis telah memberikan sejumlah argumen yang menyetujui klaimnya bahwa Kalki Avatar sebenarnya Nabi Muhammad saww dan orang-orang yang masih menanti kedatangan Kalki Avatar harus berpikir lagi. []

solawat

Kita diwarisi Syair-syair yang penuh makna dan lirik lantunya sangat cocok dengan kultur jawa. Para wali, ulama dan kyai jawa telah menciptakan dan mewariskan puji-pujian itu.Sair itulah yang cocok untuk puji pujian sebelum Sholat(bagi yang memang biasa).
Tidaklah ‘arif apabila puji-pujian menggunakan lagu dan syair yang baru.
Puji-pujian Rukun Iman
(qobla subuh)
سُبْحَانَ ا للَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ..
وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَا للَّهُ أَكْبَرْ ..
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ ..بِا للَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمْ.
آمَنْتُ بِا للَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ (اللّه)وَكُتُبِهِ وَرَسُولِهِ ..، وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَبِالْقَدَرِ خَيْرِهِ ..
وَشَرِّهِ مِنَ ا للَّهِ تَعَالَى
Puji-pujian rukun islam
(maghrib)
اَللّهُـمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ..، سَيِّدِنَاوَمَوْلَنَا مُحَمَّدٍ ، عَدَدَ مَا فِى عِلْمِ ا للَّهِ صَلاَةً ..، دَائِمَةً بِدَوَامِ مُلْكِ اللَّهِ..
Eling –eling wong urip bakale mati..
Ojo bungah maring dunyo mulyo mukti
Luru ngelmu wong ngibadah ingkang ngerti..
Murih ngamal wiwit urip tumeko mati
Eling –eling wong urip bakale mati..
Ojo bungah maring dunyo mulyo mukti
Rukune islam iku limang perkoro..
Ingkang dingin ngucapaken sahadat loro
Kaping pindo manjing wektu kudu solat
Kaping telu lamon sugih aweh zakat
Kaping papat puoso wulan romadhon
Kaping limo munggah haji lamon kuwoso.
Puji-pujian ati-ati urip ning alam dunyo
(Isya)
اَللّهُـمَّ صَلِّ.. صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ ..، سَيِّدِنَاوَمَوْلَنَا مُحَمَّدٍ ، عَدَدَ مَا فِى عِلْمِ ا للَّهِ صَلاَةً ..، دَائِمَةً بِدَوَامِ مُلْكِ ا للَّهِ..
Sopo wonge wani ninggalake solat
Titenono yen siro lagi sekarat
Lara banget nganti ora biso sambat
Ditekani pirang – pirang malaikat
Sa’ wuse mati di.. kubur ditinggal lungo
Ditekani malaikat ingkang loro
Malaikat teko ngowo alat sikso
Mulo ngati – ati urip ning alam ndunyo
Puji-pujian Laa Khaula
(maghrib)
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ..
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ..
إِلاَّ بِا للَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمْ….، إِلاَّ بِا للَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمْ
Mboten wonten doyo lan mboten kiyat
Mboten wonten doyo lan mboten kiyat
Kejawi angsal pitu..lunge ..Alloh
Kejawi angsal pitu..lunge ..Alloh
Sifate Alloh kang moho luhur
Sifate Alloh kang moho luhur
Sifate Alloh kang moho Agung
Sifate Alloh kang moho Agung
Puji-pujian lahir Nabi
(magrib)
اَللّهُـمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدْ ، يَارَبِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ
فِيْ حُبِّ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ..
Gusti kanjeng nabi, lahire ono ing mekkah..,
dinten isnen tanggal rolas tahun gajah..,
ingkang ibu asmane siti aminah ..,
ingkang romo asmane sayyid Ngabdulloh.

Puji-pujian kehususan Nabi
(habis wiridan solat)
لَمْ يَحْتَلِمْ قَطُّ طَهَ مُطْلَقًا أَبَدَا
وَمَا تَثَأَبَ أَصْلاً فِىْ مَدَالزَّمَنِ
مِنْهُ دَوَابُ فَلَمْ تَحْرَبْ وَمَا وَقَعَتْ
ذُبَابَةٌ أَبَدًافِى جِسْمِهِ الْحَسَنِ
بِخَلْفِهِ كَأَمَامٍ رُؤْيَةً ثَبَتَا
وَلَايُرَى ظِلُّهُ فِى شَمْسِ ذُوْفَطَنِ
كَتْفَاهُ قَدْ عَلَتَا قَوْمًا إِذَاجَلَسُوْا
عِنْدَالْوِلاَ دَةِ صِفْ يَا ذَابِمُحْتَتَنِ
هَذِه الَخَصَائِصُ فَاحْفَظْهَا تَكُنْ أَمِنَ
مِنْ شَرِّنَارٍ وَسُرَقٍ وَمِنْ مِحَنِ
Puji-pujian solat jamaah
اَللَّهُـمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدْ ، يَارَبِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ
Sing sopo wonge ora gelem jamangah solat, mengko ora ulih pitulikur drajat.
He poro konco podo sregep jamangah solat, (mengko bakal ulih pitulikur drajat)
Puji-pujian ketika azdan
(Magrib)
اَللَّهُـمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدْ ، يَارَبِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ
He sedulur sa uwise ono azdan
ojo podo katungkul omong-omongan,
enggal enggal podo wudu terus dandan,
mlebu mesjid lakonono kesunatan,
solat sunat ojo nganti ketinggalan
nunggu imam sinambi puji-pujian,
imam teko dikomati terus sembayang,
bar sembayang ojogiri bubar during wiridan.
Puji-pujian sahabat nabi dan Ngaji cari ilmu
(magrib)
اَللَّهُـمَّ صَلِّ عَلىَ ..، سَيِّدِنَاوَمَوْلَنَا مُحَمَّدٍ
Abu bakar sohabat nabi
Umar usman sayyidina ngali .
Poro putro diwulang ngaji yen mboten saget pasrah pak kyai
Ngaji qur’an, kitab, berjanji yen mboten saged tentune rugi..
Rugi ndunyo ora dadi opo rugi akherat bakal disikso
Ono ing kubur bakal disikso
Mungkar nakir kang bakal nikso…
Puji-pujian sahabat Ngaji awit cilik
(Isya)
عِبَادَاللَّهْ.. عِبَادَاللَّهْ..أَغِيْثُنَا لِأَجْلِ اللَّهْ
وَكُنُوْا عَوْنَنَالِلَّهْ..عَسَى نَحْظَى بِأَجْلِ اللَّهْ
Wiwit cilik diwulang ngaji
Besuk gede dadi wong aji
Ngaji iku okeh ragade
Ojo eman marang sanguine
Ojo ngaji semoyo tuwo
During karuan umurmu dowo[dlr]
Puji-pujian Sayyidul istighfar
(ashar)
أَللَّهُـمَّ أَنْتَ رَبِّ .. لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَاَنَا عَبْدُكَ وَاَنَا عَلَى عَهْدِكَ..وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّمَا صَنَعْتُ أَبُؤُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُؤُبِذَنْبِيْ فَاغْفِرْلِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ .
Puji-Pujian Istighfar Minkulli Zdambi
اَسْتَغْفِرُاللّهَ الْعَظِيمْ ..، مِنْ كُلِّ ذَنْبِ الْعَظِيمْ
لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ رَبُّ الْعاَ لَمِيْن
Puji-Pujian Istighfar Lagu Cina
(subuh)
اَسْتَغْفِرُاللَّهَ الْعَظِيمْ ..،
اَسْتَغْفِرُاللَّهَ الْعَظِيمْ ..،
اَسْتَغْفِرُاللَّهَ الْعَظِيمْ ..، اِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمْ
Gusti alloh kulo nyewun ngapuro
Gusti alloh kulo nyewun ngapuro
Sekathahe duso kulo
Duso agung ugo duso ingkang alit
Mugi alloh paringono ampunan
Mugi alloh paringono ampunan
[mhr]….dst
Puji-pujian istighfar robbal baroya
(cocok di subuh)
أَسْتَغْفِرُاللَّهْ.. رَبَّ الْبَرَايَا
أَسْتَغْفِرُاللَّهْ.. مِنَ الْخَطَايَا
رَبّـِيْ زِدْنِيْ عِلْمًا نَافِعَا..
وَوَافِقْنِيْ عَمَلاً صَالِحَا..
وَأَغْنِيْ رِزْقًا حَلَلاَ..
وَأكْتُبْ عَلَيْنَا تَوْبَةً نَصُوْحَا..
وَأكْتُبْ عَلَيْنَا تَوْبَةً نَصُوْحَا..
يَاحَنَّانُ يَامَنَّانُ يَادَيَّانُ يَاسُلْطَانْ
Puji-Pujian Istighfar Masayikhina
أَللَّهُـمَّ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدِنَا وَ لِمَشَا يِيْحِنَا وَلِجَميْعِ الْمُسْلِمِيْن وَالْمُسْلِمَاتْ
Duh gusti kulo nyuwun ngapuro
Sekathahe duso kulo…
Landosane tiang sepah kalih kulo
Landosane guru(guru) kulo
Landosane tiang islam lanang wadon
Landosane mukmin lanang lan mukmin wadon
Puji-Pujian Istighfar Robbana Zdolamna
رَبَّنَايَا رَبَّنَا ..، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا
وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا …وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّا مِنَ الْخَاسِرِينْ
Puji-Pujian Istighfar Allohhummaghfirli
(Isya)
أَللَّهُـمَّ اغْفِرْ لِيْ ذُنُوْبِيْ وَلِوَالِديَّ
وَارْ حَمْهُمَا .. وَارْ حَمْهُمَا ..كَمَا رَبَيَانِيْ صَغِيْرَا
Ya Alloh kulo nyuwun ngapuro
Sekathahe duso kulo…
Landosane bapak ibu kulo
Ugi umat islam sedoyo 2x
Puji-Pujian Istighfar Khayul Qoyyumu
(‘Asar/magrib/Isya)
اَسْتَغْفِرُاللَّهَ الْعَظِيمْ .. أَلَّذِي لاَ إِلَهَ.. . إِلاَّ هُوَالْحَيُّ الْقَيُّوْمُ. . وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Puji-Pujian Istighfar Ya Khayyu yaQoyyumu
(‘Asar/subuh)
يَا حَيُّ يَا قَيُّومْ.. لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
يَا حَيُّ يَا قَيُّومْ.. لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
سُبْحَانَكَ إِنِّيْ ..سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّاَلِمِينْ
Puji-Pujian Istighfar Asyhadu alla
(waktu sahur)
أَشْهَدُ أَنْ لاَإلَهَ إِلاَّاللَّهْ… اَسْتَغْفِرُاللَّه..أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ-
وَأَعُوْذُبِكَ مِنَ النَّارْ..أَللَّهُـمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ. .
تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ..
Puji-Pujian Istighfar Afuwwun Karim
(maghrib)
أَللَّهُـمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمْ. .
تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ يَا كَرِيمْ..
Duh gusti alloh kulo nyuwun dipun ngapunten
Sekathahe duso kulo enjang sonten
Menawi mboten ya Alloh dipun ngapunten
Ingkang bade paring maghfiroh puniko sinten
Puji-Pujian Istighfar Birohmatikal Wasinga
(subuh)
لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ يَا.. أَرْحَمَ الرَّاحِمِينْ.. إِ رْحَمْنَا..
بِرَحْمَتِكَ الْوَاسِعَةْ ..يَا حَيُّ يَا قَيُّومْ .. يَاغَفَّارالذُّنُوبْ..
يَاذَا الْجَلالِ وَالْأِكْرَامْ.. آمِتْنَا عَلى الدِّيْنِ الْإِسْلاَمْ
Puji-Pujian Istighfar Subhanaka Inni
(subuh)
لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ .. سُبْحَانَكَ إِ نِّيْ .. كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينْ
Puji-Pujian Khusnul Khotimah
اَللَّهُـمَّ صَلِّ عَلىَ… مُحَمَّدْ شَافِـعِ الْآ نَامْ
وَآلِهِ وَصَحْبِهِ… وَسَلِّمْ عَلىَ دَوَامْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهْ…أَلْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِينْ
مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللَّهْ…صَادِقُ الْوَعْدِ الْآمِينْ
Ya Alloh gusti kulo nyuwun umur panjang ingkang berkah
Ya Alloh gusti kulo nyuwun benjang pejah husnul khotimah
[mhr]
Puji-Pujian Anta Salam
اَللَّهُـمَّ أَنْتَ السَّلَامْ ، وَمِنْكَ السَّلاَمْ ، وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمْ ، فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمْ ،وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَالسَّلاَمْ
Puji-pujian Sapu Jagat
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيا حَسَنَةْ وَفِي الآخِرَةِ حَسَنةً وَّ قِنَا عَذَابَ النَّارْ
Duh gusti Duh gusti paring rohmat kesahenan wonten ing dunyo
Keslametan wonten akherat..[ubd]
Puji-pujian Njaluk udan
(Maghrib saat kemarau)
اَللَّهُـمَّ أَسْقِنَا غَيْثَا مُغِيْثَا وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْخَاسِرِينْ
إِسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّاراَ
يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَاراَ
وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَّبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَّيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَاراَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيا حَسَنةْ وَفِي الآخِرَةِ حَسَنةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارْ
Duh gusti Alloh mugi nyiram kulo
Kelawan udan ingkang nylametaken
Puji-pujian Tauhid
(Isya)
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهْ.. هُوَ اللَّهْ خَالِقُ الْعِبَادْ..
مِنَ الْعَدَامْ وَإِلىَ الْوُجُودْ.. ثُمَّ الْعَدَامْ بَعْدَ الْوُجُودْ
Utawi iki ngalam kabeh.., awit ngaras sa’pengisore
Tumeko bumi…, sa’pitu.., sa’wijine wenang ngadame
Aku biyen ora ono…, Saiki dadi ono..
Besok maneh ora ono podo bali maring rohmatullah
Luwih loro luwih susah rasane wong nang neroko
Klabang kures.., kolo jengking
Klabang geni .., ulo geni..
Rante geni .., godo geni.., cawisane wongkang duso
Gumampang dawuh pengeran..
Podo gumampang tinggal sembahyang..
Luwih eco.., luwih mulyo rasane wong nang suwargo
Widodari patang puluh loro.., kasur babut mendut-mendut
Kursi gading ranjang kencono.., klambu sutro ditretes inten
Cawisane wongkang bekti maring pengeran kang moho suci
Ono tangis kelayu-layu
Tangise wong kang wedi mati
Digedogono, disucenono
Wong mati mung sa’wetoro
Puji-pujian Rojab jelang Romadhon-1
أَللَّهُـمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَشَعْبَانَ ..
أَللَّهُـمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَشَعْبَانَ ..
أَللَّهُـمَّ بَارِكْ لَنَا وَبَلِّـغْنَا رَمَضَانَ
أَللَّهُـمَّ بَارِكْ لَنَا وَبَلِّـغْنَا رَمَضَانَ
Yalloh gusti kito nyewun berkahipun wulan rojab
Yalloh gusti kito nyewun berkahipun wulan sa’ban
Yalloh gusti kito nyewun berkahipun wulan romadhon
Yalloh gusti kito nyewun menangi wulan romadhon
Puji-pujian Romadhon-1
مَرْحَبًا يَاشَهْرُ رَمَضَانْ.. مَرْحَبًا شَهْرُ الصِّيَامِ
مَرْحَبًا شَهْرُالْعِبَادَةْ.. مَرْحَبًايَا خَيْرَ خَلْقِ اللَّهْ
عَالِمُ سِرٍّ وَّأَخْفَى .. مُسْتَجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
رَبِّ فَارْ حَمْنَا جَمِيْعَا.. وَامْحُ عَنَّا السَّيِّئاَتِ
رَبِّ فَارْ حَمْنَا جَمِيْعَا.. بِجَمِيْـعِ الصَّالِحَاتِ
Puji-pujian
Romadhon-2
رَمَضَانُ قَدْ جَاءَ نَا وبله اه اينا
رَبِّ وَ قَدْ حَازَالْمُنَا عَنْهُ وَأَحْيَى زَهْرَنَا
بِهِ لَيْلَةٌ قَدْرِنا…
….ne insane den muhamad kang pungkasan
….leh ganjaran sewu wulan……
Puji-pujian solli wasallimda
(Isya)
صَلِّ وَ وَسَلِّمْ دَائِمًا عَلَى احْمَدَ…
وَالْآلِ وَالْأَصْحَابِ مَنْ قَدْ وَحَّدَ..
وَالْآلِ وَالْأَصْحَابِ مَنْ قَدْ وَحَّدَ..
Eman eman temen wong bagus ora sembayang
Eman eman temen wong bagus ora sembayang
Nabi yusuf bagus yo sembayang, Nabi yusuf luwih bagus yo sembayang
Eman eman temen wong ayu ora sembayang
Eman eman temen wong ayu ora sembayang
Siti Fatimah luwih ayu yo sembayang, Siti Fatimah luwih ayu yo sembayang
Puji-pujian allohumarhamni bilqour’an
(magrib/isya)
أَللَّهُـمَّ ارْ حَمْنِيْ بِالْقُرْآنْ.. وَاجْعَلْهُ لِيْ إِمَامًا وَهُدًى وَّرَحْمَةْ.أَللَّهُـمَّ ذَكِّرْنِيْ.. مِنْهُ مَا نَسِيْتُ وَعَلِّمْنِيْ مِنْهُ مَاجَهِلْتُ..وَارْزُقْنِيْ تِلاَوَتَهُ آنَاءَ الَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارْ..وَاجْعَلْهُ .. حُجَّةً لِيْ .. يَا رَبَّ الْعَالَمِينْ.
Puji-pujian hasbunalloh
حَسْبُنَاللَّهْ وَنِعْمَ الْوَكِيلْ .. نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرْ
Puji-pujian Allohul kafi
Dipasholatan ada
اللَّهُ الْكَافِ
Puji-pujian urip neng alam ndunyo
اَللَّهُـمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ .. وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينْ
Urip neng alam ndunyo ora sa’lawase
Koyo wong lelungan ono ndalan mampir ngombe
Omah gedung suwargo kanggo wong kang podo iman
Utawa neroko kanggo wong kang nurut setan
Puji-pujian solawat nariyah
(cocok maghrib)
Puji-pujian Solawat Nuril Anwar
اَللَّهُـمَّ صَلِّ عَلىَ نُوْرِ الْأَنْوَارْ.. وَسِرِّ الْأَسْرَارْ وَتِرْيَاقِ الْأَغْيَارْ..وَمِفْتَاحِ بَابِ الْيَسَارْ.. سَيِّدِنَا وَمَوْلَنَا.. مُحَمَّدِنِ الْمُخْتَارْ.. وَ آلِهِ الْأَطْهَارْ وَأَصْحَابِهِ الْأَخْيَارْ .. عَدَدَ نِعَمِ اللَّهِ وَإِفْضَالِهْ
Puji-pujian solawat tibbil qulub
(magrib)
اَللَّهُـمَّ صَلِّ.. عَلىَ سَيِّدِنَا.. مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا.. وَعَافِيَةِ الْأَبْدَانِ وَشِفَائِهَا .. وَنُوْرِالْأَبْصَارِوَضِيَاِئهَا .. وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ
Puji-pujian do Elingo
اَللّهُـمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ..، سَيِّدِنَاوَمَوْلَنَا مُحَمَّدٍ ، عَدَدَ مَا فِى عِلْمِ ا للَّهِ صَلاَةً ..، دَائِمَةً بِدَوَامِ مُلْكِ اللَّهِ..
Do elingo iki zamane wis tuwo
Tuntunan agomo do dianggep kuno
Lakonono ajarane wali songo
Sing ra kerso ojo nyacad ojo ngino
Ajarane wali songo werno-werno
Dzikir tahlil kirim dungo lakonono
Moco qur’an lan sholawat kuli’ noho
Ziaroh kubur ojo nganti dilale’no
Ono carane dakwah klawan budoyo
Umpamane koyo sunan kali jogo
Pituture mlebu ati ora kroso
Tuntunan Agomo biso di amalno
Wis kabukten rikolo zaman sa’mono
Akeh poro manungso nyembah braholo
Banjur sadar laku musyrik ditinggalno
Podo nderek ajarane wali songo
Puji-Pujian Mujahadah Mbah Damsuqi
(Acara Mujahadah)
اَللَّهُـمَّ صَلِّ عَلىَ… مُحَمَّدْ شَافِـعِ الْآ نَامْ
وَآلِهِ وَصَحْبِهِ… وَسَلِّمْ عَلىَ دَوَامْ
Ono gajah mangani roti
Ono pitik mangan krupuk
Mujahadah nentremke ati
Nyatane ratahu umuk
Puji-pujian Eling-Eling Siro Menungso
صَلاَةُ اللَّهْ سَلاَمُ اللَّهْ عَلىَ طَهَ رَسُوْلِ اللَّهْ
صَلاَةُ اللَّهْ سَلاَمُ اللَّهْ عَلىَ يَس~ حَبِيْبِ اللَّهْ
Eling-eling siro manungso
Temenono anggonmu ngaji
Pumpung durung ketekanan
Malaikat juru pati
Luwih susah luwih loro
Rasane wong nang neroko
Klabang kores ketunggeng kolojengking
Klabang geni ulo geni
Alah rante geni gada geni
Cawisane wongkang duroko
Wongkang mampang dawuh pangeran
Gumampang dawuh pangeran
Luwih mulyo luwih mukti
Rasane wong ono suwargo
Pitung puluh loro widodari
Kasur babut gari ngenggoni
Cawisane wongkang bekti
Dawuh pengeran kang moho suci
Dawuh pengeran kang moho suci
Puji-pujian Ayo Ngibadah
اَللّهُـمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ..، سَيِّدِنَاوَمَوْلَنَا مُحَمَّدٍ ، عَدَدَ مَا فِى عِلْمِ ا للَّهِ صَلاَةً ..، دَائِمَةً بِدَوَامِ مُلْكِ اللَّهِ..
Eling-eling siro
Sdoyo dulur mumpung isih waras
Ayo ngibadah sartane ikhlas
Tuwo enom podo mikiro
Jeneng manungso mesti le loro
Yen wis loro banget susahe
Badan apes eling salahe
Dek ngrasani ora berduli
Ngamal bagus den-lali lali
Sdoyo dulur monggo dho ngaji
Gawe sangu besuk yen mati
Perkoro repot kudu den bagi
Godhane setan ojo dituruti
Sebab wong mati iku wis mesti
Lamon ra ngaji bakale rugi
Ono kubur setengah mati
Mungkar lan nakir podho nggebugi
Wong tuwo loro wajib nuturi
Marang anake den wulang ngaji
Yen raiso pasrah mbah kyai
Supoyo nbesuk biso manfangati
Puji-Pujian Sandangane Diganti Putih
صَلاَةُ اللَّهْ سَلاَمُ اللَّهْ عَلىَ طَهَ رَسُوْلِ اللَّهْ
صَلاَةُ اللَّهْ سَلاَمُ اللَّهْ عَلىَ يَس~ حَبِيْبِ اللَّهْ
Sandangane diganti putih
Mertanda’no raiso mulih, raiso mulih
Tumpakane kereto jowo
rodo papat rupo menungso
ditutupi anjang-anjang
diurugi disiram kembang
tonggo-tonggo podo nyawang
podo nangis koyo wong nembang
Puji-Pujian
صَلاَةُ اللَّهْ سَلاَمُ اللَّهْ عَلىَ طَهَ رَسُوْلِ اللَّهْ
صَلاَةُ اللَّهْ سَلاَمُ اللَّهْ عَلىَ يَس~ حَبِيْبِ اللَّهْ
46. Puji-Pujian
صَلاَةُ اللَّهْ سَلاَمُ اللَّهْ عَلىَ طَهَ رَسُوْلِ اللَّهْ
belum:
-penthile iman, wohe zdikir gbg
-bali kubur nggowo kudung tangan kosong gbg hamd
-tilik omah yasin fatekhah
-
Catatan .
Puji-pujian yang ada jawanya bagus dilantunkan pada maghrib dan isya.
• Kalau maghrib, yang sifat pujianya memberi informasi seperti; rukun islam
• Kalau ‘Isa , yang sifat pujianya mengingatkan seperti; solatulloh ttg kematian
Untuk subuh seyogyanya memilih yang berlirik perasaan mendalam seperti :astaghfirulloh
Pada zduhur dan ‘asar sebaiknya hanya arabnya saja dan yang santai seperti ; solawat pendek-pendek.
Adakalaya arab saja tapi tidak cocok di solat-solat itu seperti allohummarhamni bil qur’an
Mulai Sen 5 April 2010
Tambah sel 6 April 2010
Tambah lagi rabu 07 April 2010
Thursday, August 19, 2010
Thursday, August 19, 2010
Font yang digunakan:
Edwardian Script ITC, me_quran, Calibri (Body), Georgia, Brush Script MT,
Sekarang banyak diberbagai masjid/langgar berpujian ‘baru’,yang lagunya seru dan rame,tapi tidak menyentuh hati, karena memang sulit dipaahami. Seperti sholawat yang baru, tren/booming. Kesemua sholawat itu baik, tapi untuk pujian sebelum sholat ada kriteria yang harus dipenuhi.
 Lagunya kalem, sukur ada makna jawanya
 Lantunan lirik sesuai budaya
 Isinya materi ringan dan dasar beragama
Kita diwarisi Syair-syair yang penuh makna dan lirik lantunya sangat cocok dengan kultur jawa. Para wali, ulama dan kyai jawa telah menciptakan dan mewariskan puji-pujian itu.Sair itulah yang cocok untuk puji pujian sebelum Sholat.
Tidaklah ‘arif apabila puji-pujian menggunakan lagu dan syair yang baru.
Penyusun, Ilzamul Wafiq,dkk
Santri Mlangi Yogyakarta
Para Walisoongo mempunyai semboyan yang terekam hingga saat ini adalah :
1. Ngluruk Tanpo Wadyo Bolo / Tanpo pasukan
Berdakwah dan berkeliling kedaerah lain tanpa membawa pasukan.
2. Mabur Tanpo Lar/Terbang tanpa Sayap
Pergi kedaerah nan jauh walaupun tanpa sebab yang nampak.
3. Mletik Tanpo Sutang/Meloncat Tanpa Kaki
Pergi kedaerah yang sulit dijangkau seperti gunung-gunung juga tanpa sebab yang kelihatan.
4. Senjoto Kalimosodo
Kemana-mana hanya membawa kebesaran Allah SWT. (Kalimosodo : Kalimat Shahadat)
5. Digdoyo Tanpo Aji
Walaupun dimarahi, diusir, dicaci maki bahkan dilukai fisik dan mentalnya namun mereka seakan-akan orang yang tidak mempan diterjang bermacam-macam senjata.
6. Perang Tanpo tanding
Dalam memerangi nafsunya sendiri dan mengajak orang lain supaya memerangi nafsunya. Tidak pernah berdebat, bertengkar atau tidak ada yang menandingi cara kerja dan hasil kerja daripada mereka ini.
7. Menang Tanpo Ngesorake/Merendahkan
Mereka ini walaupun dengan orang yang senang, membenci, mencibir, dan lain-lain akan tetap mengajak dan akhirnya yang diajak bisa mengikuti usaha agama dan tidak merendahkan, mengkritik dan membanding-bandingkan, mencela orang lain bahkan tetap melihat kebaikannya.
8. Mulyo Tanpo Punggowo
Dimulyakan, disambut, dihargai, diberi hadiah, diperhatikan, walaupun mereka sebelumnya bukan orang alim ulama, bukan pejabat, bukan sarjana ahli tetapi da’I yang menjadikan dakwah maksud dan tujuan.
9. Sugih Tanpo Bondo
Mereka akan merasa kaya dalam hatinya. Keinginan bisa kesampaian terutama keinginan menghidupkan sunnah Nabi, bisa terbang kesana kemari dan keliling dunia melebihi orang terkaya didunia.
New==23 juni 2010
46. Puji-Pujian Saben malem jum’at
صَلِّ وَ وَسَلِّمْ دَائِمًا عَلَى احْمَدَ…
وَالْآلِ وَالْأَصْحَابِ مَنْ قَدْ وَحَّدَ..
وَالْآلِ وَالْأَصْحَابِ مَنْ قَدْ وَحَّدَ..
Saben malem jum’ah ahli qubur tilik omah
Saben malem jum’ah ahli qubur tilik omah
Perlu nyuwun ayat qur’an sa’ kalimah
Lamun ora diwenehi banjur bali karo mrebes mili
Bali meng kuburan nyunggi tangan karo tetangisan
47. Puji-Pujian gusti kulo nyuwun udan
اَللَّهُ يَا كَرِيمْ أَنْزِلْ عَلَيْنَا ×2
مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مِدْرَارَا ×2
Gusti kulo nyuwun udan ingkang deres
Gusti kulo nyuwun udan ingkang deres
Supoyo bumi teles supoyo pikitan anyes
Supoyo bumi teles supoyo pikitan anyes
48. Puji-Pujian Amin ya amin
(akhir-do’a)
آمِنْ يَا آمِينْ – آمِنْ يَا اَللَّهْ
اِسْتَجِبْ لَنَا – رَبَّ الْعَالَمِينْ
Mugi mugiyo den sembadani
Panyewun kulo dateng ilahi
49. Puji-Pujian koyo urip sa’lawase
اِعْمَلْ لِدُنْيَاكَ كَأَنَّكَ تَعِيْسُ أَبَدًا
وَاعْمَلْ لِآخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا
50. Puji-Pujian Ojo dumeh
صَلِّ وَ وَسَلِّمْ دَائِمًا عَلَى احْمَدَ…
صَلِّ وَ وَسَلِّمْ دَائِمًا عَلَى احْمَدَ…
وَالْآلِ وَالْأَصْحَابِ مَنْ قَدْ وَحَّدَ..
وَالْآلِ وَالْأَصْحَابِ مَنْ قَدْ وَحَّدَ..
Ojo dumeh pinter banjur do keminter 2x
Pinter yen ora bener uripe bakal keblinger 2x
Ojo dumeh ayu banjur do kemayu 2x
Elingono tuwomu ompong peyot ora ayu 2x
Ojo dumeh sugih banjur do semugih 2x
Bondo iku mung nyilih mbesuk bakale mulih 2x
Ojo dumeh mlarat banjur ragelem sholat 2x
Mlarat yen ora sholat rugi dunyo lan akherat 2x
50. Puji-Pujian Sollallohu ‘alayasin
(‘Asar)
صَلَّ اللَّهُ عَلَى يـسٍ … اَحْمَدَالْهَادِ الْآمِينْ
وَآلِهِ وَصَحْبِهِ … وَصَحْبِهِ اَجْمَعِينْ
51. Puji-Pujian Sollallohu ‘alayasin
(‘Asar)
صَلَّ اللَّهُ عَلَى يـسٍ … اَحْمَدَالْهَادِ الْآمِينْ
اَللَّهُـمَّ صَلِّ عَلىَ… مُحَمَّدْ شَافِـعِ الْآ نَامْ
وَآلِهِ وَصَحْبِهِ… وَسَلِّمْ عَلىَ دَوَامْ